Karena nila setitik rusak susu sebelanga itu pepatah tua yang hingga kini masih terpakai. Maknanya sangat luas, seperti apa yang terjadi pada negeri ini. Karena perbuatan kita yang banyak menuai salah dan lupa berkepanjangan, kini kita merasakannya. Banyak anak yang lahir diluar pernikahan, banyak anak yang lahir dari seorang bapak atau ibu yang kurang memperhatikan etika. Semua yang lahir itu berkumpul dan besar. Bibit perilaku perbuatan seorang bapak atau ibu tadi tercoreh diwatak anak itu. Anak itu kemudian semakin menjadi - jadi perilakunya, lalu ia berkembang biak lagi, dan seterusnya. Akhirnya psikologi anak - anak Indonesia terancam kehilangan jati diri sebagai seorang manusia.
Tidak heran bila sekarang ini banyak kejahatan yang cukup sadis. Dipertontonkan berita itu, diperlihatkan perilaku itu, yang terselimuti oleh topeng - topeng senyum manis. Harus itu terus terjadi?
Yang terjadi sudah terjadi. Bila keadaannya seperti ini, mungkin hanya ada dua jalan penyelesaian yang membutuhkan komitmen tinggi. Yaitu penegakan hukum dan kesadaran kita mengendalikan diri.
Siapa yang tidak sayang dengan anak, anda sayang begitu pun kita semua. Namun, seperti apakah sayang yang kita berikan kepada anak - anak kita berpulang kepada diri pribadi kita masing - masing.
Posting Komentar
Gunakan kata yang tidak mengandung penghinaan unsur suku, agama, ras, politik.